Ambisi Garam Nasional: Mengintip Proyek Rp 2 T di NTT yang Didorong Presiden Prabowo
Di balik lanskap kering dan eksotis Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah proyek ambisius tengah digarap dengan tujuan strategis: menjadikan Indonesia swasembada garam. Proyek senilai Rp 2 triliun ini bukan hanya sekadar investasi, tapi simbol tekad nasional untuk lepas dari ketergantungan impor. Yang menarik, proyek ini mendapat dorongan langsung dari Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto.
Garam, Komoditas Strategis yang Terlupakan
Selama bertahun-tahun, Indonesia — negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia — justru bergantung pada impor garam industri. Impor tahunan mencapai ratusan ribu ton, memicu ironi di tengah potensi besar yang belum tergarap optimal. Proyek garam di NTT menjadi titik balik dari kegagalan masa lalu.
“Ini bukan sekadar proyek ekonomi, tapi kedaulatan pangan,” ujar Prabowo dalam kunjungannya ke lokasi proyek di Kabupaten Kupang beberapa waktu lalu.
Lokasi Strategis di Timur Indonesia
Lahan ratusan hektare di pesisir NTT kini mulai disulap menjadi area produksi garam terpadu. Dengan intensitas matahari yang tinggi hampir sepanjang tahun, wilayah ini dinilai sangat ideal untuk produksi garam berkualitas tinggi.
Proyek ini melibatkan kolaborasi antara BUMN, pemerintah daerah, serta investor swasta nasional. Infrastruktur penunjang seperti saluran irigasi, pematang garam, dan sistem pengolahan modern sudah mulai dibangun secara bertahap.
Komitmen Prabowo: Garam untuk Kemandirian
Dalam beberapa kesempatan, Prabowo menegaskan pentingnya sektor pertahanan pangan, termasuk garam, sebagai bagian dari kekuatan nasional. “Bangsa besar tidak boleh tergantung pada negara lain, bahkan untuk bumbu dapur,” tegasnya.
Komitmen ini tak sekadar retorika. Pemerintah pusat melalui kementerian terkait telah memberikan kemudahan perizinan, dukungan logistik, hingga perlindungan hukum terhadap proyek strategis ini.
Harapan untuk Petani Lokal dan Ekonomi Daerah
Tak hanya untuk kebutuhan industri, proyek garam NTT ini juga diharapkan membuka lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal. Ribuan petani garam akan dilibatkan dalam produksi, pelatihan, dan distribusi.
Maria, salah satu warga lokal yang kini bekerja sebagai teknisi di proyek tersebut, mengaku optimis. “Dulu kami hanya panen sekali-sekali, sekarang ada pelatihan dan bayaran tetap. Semoga ini berkelanjutan,” ujarnya.
Tantangan Tak Kecil
Meski ambisius, proyek ini tak lepas dari tantangan. Mulai dari iklim ekstrem, kendala logistik karena medan yang sulit, hingga potensi konflik lahan dengan masyarakat adat. Namun, pemerintah menegaskan akan mengedepankan pendekatan humanis dan partisipatif dalam penyelesaian persoalan-persoalan tersebut.
Menuju Swasembada Garam 2027?
Dengan target produksi ratusan ribu ton garam industri dan konsumsi per tahun, proyek ini ditargetkan bisa mengurangi impor secara signifikan mulai 2026. Pemerintah berharap, pada 2027 Indonesia bisa benar-benar mandiri dalam hal garam — mimpi yang selama ini terasa jauh.
Proyek garam senilai Rp 2 triliun di NTT bukan hanya proyek fisik, tetapi simbol dari kebangkitan sektor strategis yang terlupakan. Dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo, proyek ini menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri dan berdaulat, bahkan dari butiran garam.